Sunday, 31 July 2011

SEMINAR "YES", Youth Enterpreneur School (Khoirul Roziqin_Pendiri El Rahma)

Saya sekedar ingin berbagi dengan teman2 semua. Pada hari Selasa, 17 Agustus 2010, bertempat di hotel Chandra, Temanggung saya menjadi pembawa acara Smart Preneur yang diselenggarakan oleh YES Iqro'Club bekerjasama dengan LPK Fateha. Kami mengundang pembicara utama dari Yayasan El Rahma Yogyakarta. Selain itu, kami juga mengundang Mas Lazim (Owner Moeroep Stiker), Bapak Ariyanto Wibowo (Owner Sumber Lancar Group), Ir. H. Himawan (Unggul Group), Bapak Sungkono (Studio Foto), Mas Bagyo (Digital Printimg), dan juga Bapak Muchlisin (koordinator YES sekaligus pemilik CV Madina Putra). Kegiatan ini hanya menghadirkan 75 peserta, yaitu para pengusaha dan pelajar dari SMA maupun SMK. Kenyataannya jumlahnya lebih dari 75 peserta.
Tema yang disampaikan oleh pembicara utama yaitu
"Quranic Billionare Strategy" dan "Smartpreneur"
Setelah materi utama selesai, semua pembicara (para pengusaha) ikut menyampaikan gagasan, ide, dan juga tips-tips yang luar biasa, antara lain 6 alasan yang menghambat orang untuk sukses :

  1. Memperoleh pendapatan dari kerja (harusnya pendapatan dari aset)
  2. Bekerja keras demi uang (Harusnya bekerja untuk beribadah dan belajar)
  3. Beranggapan mencari yang haram saja susah apalagi yang halal (Halal melimpah kenapa cari yg haram)
  4. Beranggapan bahwa kekayaan tidak menjamin kebahagiaan, buat apa mengejar kekayaan?(kemiskinan tidak menjamin kebahagian juga kan?)
  5. Menambah penghasilan dengan menambah jam kerja (harusnya menciptakan pekerjaan baru yang bisa dikerjakan orang lain)
  6. Menggunakan uangnya untuk hal-hal yang konsumtif
Oleh karena itu, kita harus merubahnya dengan 3 langkah, yaitu
  1. Making, bagaimana menghasilkan uang
  2. Keeping, bagaimana mengelola uang
  3. Investing, bagaimana mengembangkan uang
Caranya bagaimana :
  1. Membangun peternakan uang (uang kita menghasilkan uang juga)
  2. Menjadi magnet uang (Membuat nilai tambah barang/memiliki emampuan unik yang tidak dimiliki orang lain)
  3. Mengembangkan bisnis (Tanpa modal tunai)
 Beliau juga memberikan gambaran sbb (lihat gambar)
MENUJU PEBISNIS MASA DEPAN
QURANIC BILLIONARE STRATEGY
  1. Rumuskan impian/ide usaha, Semakin jelas, semakin besar kemungkinan terwujud. Putuskan kemana arah hidup kita. Impian kita akan tercapai ketika kita punya gambaran untuk mencapainya. Niat diperjelas kapan mau dicapai. Semakin jelas gambaran itu, akan semain cepat pencapiannya.
  2. Perkuat keshalehan diri
  3. Perbesar daya ungkit
Daya ungkit dalam bisnis meliputi uang, ide, pengalaman, waktu, pekerjaan. Sedangkan bentuk daya ungkit meliputi pembimbing, team, jaringan, jaringan tak terhingga, peralatan dan ketrampilan, dan sistem.







Saturday, 30 July 2011

Bulan Ramadhan, Bulan 1001 bisnis....(Subhanallah)

Tamu agung, Bulan Ramadhan, tak lama lagi akan datang, dengan membawa keberkahan kepada hampir semua level bisnis, dari mall-mall elit yang bertengger di jantung-jantung kota besar, hingga pasar-pasar tradisional dan para pedagang atau tukang kredit keliling di seluruh pelosok tanah air. Dari pengusaha mapan hingga musiman banyak bermandi rejeki. Tidak sedikit yang menjadikan keuntungan usaha di bulan Ramadhan sebagai tulang punggung untuk pendapatan 1 tahun tersebut. Lonjakan omzet tidak hanya dialami oleh sektor usaha yang menyediakan kebutuhan utama, seperti bisnis makanan buka puasa dan sahur, busana muslim dan perlengkapan ibadah, namun juga terjadi pada segala sektor usaha yang terkait dengan  adanya perubahan gaya hidup di bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Jadi pantaslah disebut pada bulan Ramadhan di Indonesia terdapat 1001 bisnis.

Sebagai ilustrasi, di bulan-bulan biasa, jumlah pemirsa televisi pukul 02.00 hingga 06.00 di kisaran 707 ribu, pada bulan Ramadhan membludak menjadi 5,22 juta pasang mata, melonjak sekitar 725 persen (Sumber: AGB Nielsen Media Research, 2006). 

Data dari perum pegadaian pada tahun-tahun sebelumnya, lonjakan omzet mengalami kenaikan dari 10-40 persen pada masing-masing cabang. Di berbagai pemberitaan penjualan tiket KA dari Jakarta ke berbagai daerah tujuan untuk H-7, H-6, H-5, H-4 sudah terjual ludes sebanyak 64.200 tiket.

Islam memberi apresiasi tinggi pada profesi bisnis yang dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Rasulullah SAW bersabda, "Pedagang yang jujur dan amanah kelak pada hari Kiamat bersama-sama para nabi, shidiqin, dan para syuhada." (HR A Tirmidzi & Ibnu Majah). 

Rasulullah Saw dan sebagian besar sahabatnya adalah para pedagang berskala internasional dengan integritas dan kompetensi yang tidak diragukan lagi. Berbagai keteladanan mereka dalam berbisnis selalu relevan dan bisa dijadikan inspirasi serta kiat sukses berbisnis yang sangat  universal. Salah satu keteladanannya adalah Rasulullah Saw membuktikan bahwa uang bukanlah modal utama dalam berbisnis, namun sifat Siddiq (benar dalam kata dan perbuatan), amanah (dapat dipercaya), fathonah (cerdas) dan tabligh-lah (menyampaikan risalah Allah Swt) yang menjadi kunci kesuksesan.  Seiring dengan kesuksesan bisnis Rasul Saw dan Sahabatnya, keteladanan lainnya adalah dalam prestasi zakat infak shodaqoh dan wakaf mereka yang sangat fantastis jumlahnya jika dibandingkan dengan fenomena zaman sekarang.


Pada saat ini dari data yang ada terungkap bahwa besarnya jumlah wirausahawan di sebuah negara akan membawa kemajuan pesat bagi negara tersebut. Hasil penelitian Global Entrepreneurship Monitor (GEM) tahun 2009 , kesejahteraan yang dialami Amerika Serikat salah satunya dikarenakan 11 persen penduduknya adalah wirausahawan. Begitu pula Singapura, 7 persen penduduknya menjadi wirausahawan. Bandingkan dengan Indonesia, jumlah wirausahawan baru sekitar 0,18 persen dari total jumlah penduduk. Data lain dari hasil riset Merryl Lynch menyatakan perbandingan orang kaya di Indonesia : AS : Singapura = 1 : 13 : 141.
  
Berdasarkan paparan tersebut di atas tentu perlu digalakkan jiwa kewirausahaan bagi masyarakat Indonesia. Apalagi potensi sumber daya insani, alam dan pasar negeri ini sangat melimpah. Pertanyaannya adalah, tepatkah jika fenomena bisnis bulan Ramadhan, yang tidak ditemukan dalam bulan-bulan lain, dijadikan momentum untuk menumbuhkan kewirausahaan masyarakat sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi bangsa? Sejarah membuktikan, banyak prestasi gemilang dicapai oleh Rasulullah Saw dan para Sahabatnya di bulan Ramadhan, antara lain adalah Perang Badar dan Fathu Makkah (penaklukan kota Makkah). Proklamasi kemerdekaan RI juga terjadi di bulan Ramadhan. Saat ini bangsa Indonesia tentu tidak harus berperang secara fisik melawan musuh/penjajah. Yang perlu diperangi saat ini adalah kemiskinan, pengangguran, dominasi produk-produk asing yang mematikan produk-produk lokal, monopoli atau konglomerasi oleh segelintir pelaku usaha yang melumpuhkan usaha-usaha kecil yang jumlahnya mayoritas, serta aksi-aksi KKN yang menyertainya.          
      
Fenomena bisnis yang hanya terdapat pada bulan Ramadhan di Indonesia sudah saatnya dijadikan momentum lahirnya prestasi ekonomi bangsa. Prestasi ekonomi Ramadhan seharusnya ditandai dengan kebangkitan produk-produk lokal, jika perlu pemerintah menetapkan sebagai bulan perekonomian rakyat atau bulan kemandirian ekonomi atau nama lain yang bisa menggerakkan kewirausahaan. Bangkitnya produk-produk lokal sebagai tuan rumah di negeri sendiri merupakan sinergi antara seluruh level pelaku usaha, sumber daya alam, keunggulan komparatif, kekuatan pasar dalam negeri dan kebijakan pemerintah sebagai hal yang sangat penting dan menentukan. Prestasi ekonomi Ramadhan tersebut memiliki potensi sebagai bulan untuk membangun jiwa kewirausahaan sekaligus memerangi kemiskinan, pengangguran, kesenjangan sosial, dan praktek KKN yang menyertainya, di bulan dimana setan-setan kebatilan harus dibelenggu.

Tentu saja produktivitas dan etos kerja Rasulullah Saw beserta para sahabat berjalan seimbang dengan ibadah-ibadah langsung kepada Allah Swt. Dengan managemen waktu dan sistem prioritas yang prima, kedua jenis ibadah tersebut tidak saling menghambat bahkan saling memperkuat sebagaimana dicontohkan Rasul Saw dan para Sahabat. Bahkan bisnis di bulan Ramadhan bisa dijadikan momentum untuk meraih keberkahan di dunia dan akherat, baik bagi diri, keluarga dan lingkungan, sebagaimana yang ditekankan dalam prinsip ekonomi syariah. Sehingga pertimbangan aspek halal-haram dan manfaat-mudharat harus selalu menjadi pijakan dalam seluruh keputusan bisnis. Dalam prinsip Ekonomi Islam tidak hanya harta yang harus ditumbuhkembangkan, namun keselamatan agama, jiwa, akal dan kehormatan/keturunan juga harus diperhitungkan dengan cermat. Itulah mengapa Bisnis  harus selalu menghindar dari maisyir (spekulasi/judi), gharar (ketidakjelasan), riba, dan transaksi yang mengandung unsur kezaliman dan maksiat. 

Hikmah dari fenomena bisnis di bulan Ramadhan adalah bagaimana menyikapi tradisi dan keunggulan komparatif yang dimiliki sebagai sumber energi positif untuk bersama-sama memperkuat sektor riil/usaha di dalam negeri. Dalam integritas, kompetensi dan semangat beribadah, bulan 1001 bisnis yang sudah menjadi tradisi mendarah daging, seharusnya bisa dijadikan prestasi ekonomi bagi seluruh rakyat sebagai pemilik paten tradisi tersebut. Sehingga Indonesia yang kaya akan sumber daya laut, hutan, pertanian, perkebunan, peternakan, barang tambang, bahan galian serta jumlah sumber daya insani dan pasar yang besar, bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, tidak hanya sekedar menjadi sasaran empuk pasar  produk-produk asing.

Judul Asli :

Ramadhan Bulan 1001 Bisnis

(ditulis oleh Any Setianingrum MESy)
Penulis adalah Akademisi dan Pemerhati Ekonomi Syariah
Redaktur: Siwi Tri Puji B

Monday, 25 July 2011

STRATEGI MENJADI ENTERPRENEUR (Putu Putrayasa, Bisnis Komputer)

Banyak pebisnis yang meraih sukses setelah melalui jalan terjal dan berliku. Tak sedikit dari mereka terlahir dari keluarga sederhana. Bahkan bisa dibilang hidup pas-pasan. Putu Putrayasa, salah satu enterpreneur yang punya banyak pengalaman dan strategi menyiasati kerasanya tantangan jaman. Pria berdarah Bali itu, anak seorang transmigran. Bapaknya kusir andong. Masa kecil putu harus kerja keras agar bisa sekolah dan kuliah. Saat SD dia harus membatu orang tuanya cari nafkah dengan jualan es lilin keliling jalan kaki. Blusukan ke perkampungan warga transmigrasi di Baturaja Sumatera Selatan. Jatuh bangun pernah dialami motivator bisnis top Indonesia ini. Bahkan dia pernah terlilit utang Rp 3,5 M. Berkat kejeliannya, problem besar tersebut bisa diatasi. Bahkan mementum tersebut menjadi titik kebangakitan. (KR Jogja)
Dari satu kasus diatas, saya berharap kepada pembaca untuk memberikan komentar/ ide bagaimana menjadi enter preneur. Mungkin temen2 bisa berbagi pengalaman…
Referensi :
- http://www.prestasi-indonesia.com/cont-1.php
- http://indonesiaproud.wordpress.com/2011/03/15/putu-putrayasa-entrepreneur-pendiri-perguruan-tinggi-termuda-indonesia/
- http://putuputrayasa.com/
BUKA SAJA WEB REFERENSI, ANDA AKAN TERINSPIRASI!

“LEBIH ENAK JADI PENGUSAHA” Budiyana, pemilik ‘House Of Raminten’ Yogjakarta

Kegagalan adalah sukses yang tertunda. Begitu pepatah yang diyakini Budiyana yang lahir 12 September 1979 di sebuah desa di wilayah Kulon Progo. Ia sama sekali tak menyangka bakal jadi manajer rumah makan seluas 2.000 meter di jalan Kaliurang KM 15 serta membawahi 50 orang karyawan. Lewat perjalanan yang berat Ia melakoni hidupnya. Mulai dari bersih-bersih kamar mandi, cuci piring, dan pekerjaan lain yang biasa disebut kasar Ia lewati dengan tekun.
“Keberhasilan saya berkat bimbingan pak Hamzah Mirota”, Tutur lulusan Sekolah Menengah Industri Pariwisata (SMIP) Indikka tahan 1998 ini tanpa tedeng aling-aling. Menurutnya, banyak pelajaran yang ia peroleh dari pemilik nama asli Hamzah Sulaiman ini, khususnya menyangkut dagang dan kewirausahaan. “Yang pailng menentukan dibidang bisnis adalah kreativitas dan kepekaan meliahat peluang”, ujar anak muda yang lahir dari pasangan Hartanto dan Ngatijah ini kepada swaka-KR sambil menambahkan bahwa sejak dulu sesungguhnya iaP cita-cuta jadi sarjana seperti kehendak orang tuanya, seorang petani penggarap sawah
Meski begitu, sejak dibangku sekolah menengah pertama (SMP) Budi punya keinginan kuat untuk sekolah di jogja. Tetapi karena tidak punya biaya, niat itu hanya disimpan dalam hati. “Waktu itu kakak saya (Suyanto) kenal cukup baik dengan pak Hamzah yang suka blusukan ke desa cari hasil kerajinan. Nah, saya langsung dikenalkan,”ujar budi berkisah. Selepas SMP Ia ditawari sekolah sambil bekerja sebagai penjaga stand kerajinan di Mirota batik, jalan Malioboro, Yogyakarta Berkat ketekunan, kesetiaan dan kecerdasannya, Hamzah yang juga abdi dalem kraton bergelar Mas Wedanan Tanaya Haniji Nindya ini memberinya kepercayaan lebih. Hingga pada suatu ketika hamzah kaget karena budi berhasil membuka usaha baru, sebuah rumah makan yang cukup besar dan ramai. Artinya, kepercayaan yang selama ini diberikan kepada Budi tidak sia-sia.
“Melihat hasil rintisan saya pak hamzah senang. Ia meminta rumah makan itu diberi nama ‘House Of Ramintan’ seperti yang ada di Kotabaru,”tutur pemuda yang juga senang main ketropak ini tanpa bermaksud sombong. Saat ditanya, kenapa tidak melanjutkan jadi sarjana, budi menjawab sambil tertawa”lebih enak jadi pengusaha”.
(Sumber :KR Jogja)

BERANI BUANG “ZONA NYAMAN” (Mahasiswa berprestasi)

Kesuksesan dan prestasi seringkali bersinggungan dengan nilai-nilai daya juang, kerja keras dan prinsip hidup. Jarang ada, orang sukses dan berprestasi karena unsur kebetulan atau dihasilkan melalui jalur kenyamanan. Demikian pula dengan Raka Tantra Dwieqy Pamungkas. Anak muda yang diwisuda januari 2011 lalu, kini telah bekerja sebagai overseas education counselor di AUG Global Network Cabang Surabaya, yang berkantor pusat di Meulbourn, Australia. Karena filosofi hidup yang dipegangnya, Raka saat mahasiswa memperoleh sejumlah keberhasilan. Ia dipercaya sebagai delegasi Indonesia pada International Youth Leadership Conference (IYLC) ke-20 di Praha, ceko, 11-16 Juli lalu. IYLC adalah wadah untuk mengumpulkan pemuda dari seluruh dunia untuk duduk dan diskusi bersama. Kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh organisasi Civic Concept International ini bertujuan untuk menemukan ide dari pemuda di dunia guna membahas isu dunia terbaru yang mendesak, seperti  Human Rights Violation, Nuclear, dll.
Keuletan pemuda kelahiran Balik Papan, 9 agustus 1989 ini juga tercermin dari anugrah “Karya Cendikia,”yang pernah diterimanya dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN), karena tulaisan dalam skripsinya yang berjudaul “The Rasionalist Reasons to The Disparity of Benefits Within Eastern Partnership”. Tentu ini istimewa, karena biasanya mahasiswa S1 membuat skripsi berbahasa Indonesia, tetapi Raka membuat terobosan menulis skripsi dalam bahasa inggris.
“Kesuksesannya” itu tak luput dari motto hidup yang selalu dipegangnya “enjoy this life by doing my best”. Menurut Raka, ada tiga faktor yang mempengaruhi kesuksesannya itu. Pertama, harus menemukan apa tujuan hidup, lalu fokus dengan tujuan itu. Dengan begitu kita tahu kemana harus melangkah, serta lebih mudah mencapai garis finish. Kedua, go beyond your comfort zone. Artinya, harus keluar dari zona nyaman, berani mengembangkan diri. Jika tidak berani mengambil suatu langkah, mana mungkin ada perubahan?Terakhir tentunya adalah campur tangan Tuhan. Bagi Raka, keterlibatannya dalam “International Youth Leadership Conference”(IYLC) di Praha, Ceko, adalah kegiatan yang positif. Bahkan hasil sidang khusus European Parliament di referensikan ke Uni Eropa sebagai bahan pertimbangan. Dengan mengikuti kegiatan ini, Raka dapat memperluas jaringannya hingga hampir ke seluruh pelosok Dunia.
Untuk dapat mengikuti kegiatan tersebut, proses seleksinya cukup ketat. Penyelenggara menilai prestasi akademik dan non akademik yang dilihat dari profil calon peserta yang dikirim beserta esay singkat tentang sejumlah isu di dunia. Saat itu Raka menulis tentang krisis air di Pulau Alor, NTT. Krisis air yang berkepanjangan ini pada akhirnya mempengaruhi kualitas hidup masyarakatnya, terutama dalam bidang pendidikan. Tidak heran jika NTT beberapa kali meraih peringkat terendah untuk tingkat kelulusan UN seluruh Indonesia. Dengan tulisan yang mampu membawanya ke ajang IYLC itu, Raka juga berharap kepada pemerintah Indonesia bahkan dunia, untuk memperhatikan Indonesia timur, tidak melalui javacentris. Selain mengikuti ajang IYLC, Raka juga mendapatkan kehormatan serta kesempatan yang langka untuk mengikuti program magang di KBRI Ceko.
Ingin seperti Raka? Tinggalkanlah “Zona Nyaman” Sekarang juga!
(Diketik Ulang dari Harian Kedaulatan Rakyat, 7 Juni 2011)