Monday 2 July 2012

TRADING STRATEGY (Oleh : Parto Kawito)

Bagaimanakah cara terbaik investasi di saham ? Pertanyaan sederhana ini ternyata sangat sulit jawabannya bahkan bagi para pelaku yang sudah berpengalaman sekalipun. Ada beberapa trading strategy yang bisa dilakukan oleh investor dan tidak ada cara trading yang secara konsiten mengungguli cara trading lainnya. Masing-masing trading strategy mempunyai keunggulan dan kelemahan.

Kita akan sedikit jelaskan trading strategy yang umum dilakukan oleh para investor mulai dari strategi yang paling konservatif hingga yang lebih spekulatif. Beberapa strategi tersebut adalah :

  1. Buy and hold
  2. Rupiah cost average
  3. Constant rupiah plan
  4. Buying on margin
Strategi yang anda pilih harus sesuai dengan tujuan investasi, keadaan keuangan. horison waktu investasi, dan seberapa jauh toleransi anda menghadapi resiko. Lagipula perhatikan seberapa sering anda dapat meluangkan waktu membaca atau memonitor berita tentang perusahaan yang anda beli, berita keuangan dan informasi seputar pasar modal pada umumnya.

1.      BUY AND HOLD

Membeli saham berkualitas baik dan memegangnya selama jangka waktu cukup panjang ( lebih dari 1 tahun ) dapat menghasilkan return yang relatif besar tanpa anda perlu membaca berita keuangan setiap hari dan tanpa memusingkan market timing yaitu kapan saat yang “tepat” untuk membeli / menjual Efek. Strategi demikian disebut juga passive investment strategy. Strategi buy and hold mengasumsikan bahwa harga saham bergerak dengan trend naik untuk jangka panjang.

Kunci sukses buy and hold strategy tergantung dari tiga hal utama  yaitu :

1.1.   Trend jangka panjang pasar modal

1.2.   Karakteristik saham yang dipilih
1.3.   Dividend reinvestment

Berikut ini penjelasan singkat dari masing-masing faktor kunci sukses buy and hold strategy.

1.1.   Trend Jangka Panjang Pasar Modal
Secara historis, pasar modal bergerak dengan trend naik seperti yang pernah terjadi pada periode Oktober 1998 – Mei 1999, tetapi tentu saja ada beberapa penurunan ( crash market ) seperti yang terjadi pada periode Juli 1997 – Desember 1997 dan periode April 1998 – September 1998. Strategi buy and hold memberikan keuntungan dari trend naik jangka panjang.


1.2.   Karakteristik Saham Yang Dipilih
Agar strategi ini berjalan maka investor harus mengadakan riset sendiri atau membaca riset dari perusahaan Efek, koran, majalah, jurnal pasar modal, informasi via internet walaupun tidak perlu setiap hari namun minimal setiap kuartal hal itu harus dilakukan. Penelitian tersebut untuk mendapatkan saham - saham yang solid dengan ciri -  ciri utama sebagai berikut :
Ø  Posisi keuangan yang solid : profit margin ³ profit margin industri dan pertumbuhan laba yang steady ( tidak fluktuatif )
Ø  Pemimpin dalam industrinya
Ø  Mengambil langkah-langkah kongkret meningkatkan pangsa pasar dan menjamin pertumbuhan jangka panjang

Saham-saham yang memenuhi criteria diatas umumnya blue-chips, income-stocks ( seperti saham penyedia kepentingan umum & saham perusahaan telekomunikasi ) dan established-growth stocks. Tipe investor yang konservatif bisa memilih portofolio yang terdiri dari income-stocks sedangkan investor yang sedikit lebih agresif bisa memasukkan juga estsablished growth stocks dan blue-chips stocks.

1.3.   Dividen Reinvestment
Keuntungan menerapkan buy and hold strategy adalah kesempatan reinvestasi dividen, yaitu dividen yang diterima berupa uang tunai dibelikan saham yang sama sehingga jumlah saham yang dimiliki menjadi bertambah.

Perlu diperhatikan bahwa satuan perdagangan saham di Indonesia adalah 1 lot = 500 lembar sehingga bila dividen tunai yang diterima tidak bisa membeli saham sebanyak 1 lot maka investor perlu menambah dana tunai untuk melengkapi agar bisa membeli dalam satuan per lot. Bila hal itu tidak dilaksanakan maka akan timbul kesulitan penjualan kembali saham yang tidak dalam satuan per lot.

Memonitor Buy and Hold Strategy

Strategi buy and hold tidak sama dengan apa yang sering dicandakan orang dengan menyebut buy and neglect strategy atau strategi beli dan lupakan dimana seseorang yang sudah membeli saham kemudian menaruhnya ke dalam lemari besi dan melupakannya, baru setelah beberapa tahun berselang orang tersebut mengingat kembali sahamnya dan melihat bahwa dia sudah mendapatkan keuntungan dari apresiasi harga sahamnya. Berbeda dengan strategi tersebut, investor yang menerap-kan strategi buy and hold tetap harus memantau sahamnya setiap kuartal dengan mempelajari laporan keuangan, pertumbuhan laba, dividen, manajemen dan prospek kedepan. Bila ada data yang menurun dalam beberapa kuartal secara berurutan maka saham tersebut tidak layak lagi dipertahankan dan gantilah dengan saham lain yang lebih baik.

Bila strategi buy and hold sudah memberikan keuntungan potensial maka bisa saja anda menjual sebagian saham untuk menutup nilai investasi awal anda dan men-depositokan nilai awal investasi tersebut ke bank yang aman. Tujuan dari penjualan sebagian saham ini adalah berjaga-jaga apabila terjadi penurunan saham yang drastis atau bahkan kebangkrutan perusahaan .

bersambung....... 
Tokoh :
Parto Kawito (http://lifestyle.kontan.co.id/news/main-saham-bak-memotret-1)

No comments:

Post a Comment