Bagaimanakah cara terbaik investasi di saham ? Pertanyaan
sederhana ini ternyata sangat sulit jawabannya bahkan bagi para pelaku yang
sudah berpengalaman sekalipun. Ada beberapa trading strategy yang bisa
dilakukan oleh investor dan tidak ada cara trading yang secara konsiten
mengungguli cara trading lainnya. Masing-masing trading strategy mempunyai
keunggulan dan kelemahan.
Kita akan sedikit jelaskan trading strategy yang
umum dilakukan oleh para investor mulai dari strategi yang paling konservatif
hingga yang lebih spekulatif. Beberapa strategi tersebut adalah :
- Buy and hold
- Rupiah cost average
- Constant rupiah plan
- Buying on margin
Strategi yang anda pilih harus sesuai dengan tujuan
investasi, keadaan keuangan. horison waktu investasi, dan seberapa jauh
toleransi anda menghadapi resiko. Lagipula perhatikan seberapa sering anda
dapat meluangkan waktu membaca atau memonitor berita tentang perusahaan yang
anda beli, berita keuangan dan informasi seputar pasar modal pada umumnya.
1. BUY AND HOLD
Membeli saham berkualitas
baik dan memegangnya selama jangka waktu cukup panjang ( lebih dari 1 tahun )
dapat menghasilkan return yang relatif besar tanpa anda perlu membaca berita
keuangan setiap hari dan tanpa memusingkan market timing yaitu kapan saat
yang “tepat” untuk membeli / menjual Efek. Strategi demikian disebut juga passive
investment strategy. Strategi buy and hold mengasumsikan bahwa harga saham
bergerak dengan trend naik untuk jangka panjang.
Kunci sukses buy and hold
strategy tergantung dari tiga hal utama
yaitu :
1.1. Trend jangka panjang pasar modal
1.2. Karakteristik saham yang
dipilih
1.3. Dividend reinvestment
Berikut ini penjelasan
singkat dari masing-masing faktor kunci sukses buy and hold strategy.
1.1. Trend Jangka Panjang Pasar
Modal
Secara historis, pasar modal
bergerak dengan trend naik seperti yang pernah terjadi pada periode Oktober
1998 – Mei 1999, tetapi tentu saja ada beberapa penurunan ( crash market
) seperti yang terjadi pada periode Juli 1997 – Desember 1997 dan periode April
1998 – September 1998. Strategi buy and hold memberikan keuntungan dari trend naik jangka
panjang.
1.2.
Karakteristik Saham Yang Dipilih
Agar strategi ini berjalan maka investor harus
mengadakan riset sendiri atau membaca riset dari perusahaan Efek, koran,
majalah, jurnal pasar modal, informasi via internet walaupun tidak perlu setiap
hari namun minimal setiap kuartal hal itu harus dilakukan. Penelitian tersebut
untuk mendapatkan saham - saham yang solid dengan ciri - ciri utama sebagai berikut :
Ø Posisi keuangan yang solid :
profit margin ³ profit margin industri dan
pertumbuhan laba yang steady ( tidak fluktuatif )
Ø Pemimpin dalam industrinya
Ø Mengambil langkah-langkah
kongkret meningkatkan pangsa pasar dan menjamin pertumbuhan jangka panjang
Saham-saham yang memenuhi criteria diatas umumnya
blue-chips, income-stocks ( seperti saham penyedia kepentingan umum & saham
perusahaan telekomunikasi ) dan established-growth stocks. Tipe investor yang
konservatif bisa memilih portofolio yang terdiri dari income-stocks sedangkan
investor yang sedikit lebih agresif bisa memasukkan juga estsablished growth
stocks dan blue-chips stocks.
1.3. Dividen Reinvestment
Keuntungan menerapkan buy and hold strategy adalah
kesempatan reinvestasi dividen, yaitu dividen yang diterima berupa uang tunai
dibelikan saham yang sama sehingga jumlah saham yang dimiliki menjadi
bertambah.
Perlu diperhatikan bahwa
satuan perdagangan saham di Indonesia adalah 1 lot = 500 lembar sehingga bila
dividen tunai yang diterima tidak bisa membeli saham sebanyak 1 lot maka
investor perlu menambah dana tunai untuk melengkapi agar bisa membeli dalam
satuan per lot. Bila hal itu tidak dilaksanakan maka akan timbul kesulitan
penjualan kembali saham yang tidak dalam satuan per lot.
Memonitor Buy and Hold Strategy
Strategi buy and hold tidak
sama dengan apa yang sering dicandakan orang dengan menyebut buy and neglect
strategy atau strategi beli dan lupakan dimana seseorang yang sudah membeli
saham kemudian menaruhnya ke dalam lemari besi dan melupakannya, baru setelah
beberapa tahun berselang orang tersebut mengingat kembali sahamnya dan melihat
bahwa dia sudah mendapatkan keuntungan dari apresiasi harga sahamnya. Berbeda
dengan strategi tersebut, investor yang menerap-kan strategi buy and hold tetap
harus memantau sahamnya setiap kuartal dengan mempelajari laporan keuangan,
pertumbuhan laba, dividen, manajemen dan prospek kedepan. Bila ada data yang
menurun dalam beberapa kuartal secara berurutan maka saham tersebut tidak layak
lagi dipertahankan dan gantilah dengan saham lain yang lebih baik.
Bila strategi buy and hold
sudah memberikan keuntungan potensial maka bisa saja anda menjual sebagian
saham untuk menutup nilai investasi awal anda dan men-depositokan nilai awal
investasi tersebut ke bank yang aman. Tujuan dari penjualan sebagian saham ini
adalah berjaga-jaga apabila terjadi penurunan saham yang drastis atau bahkan
kebangkrutan perusahaan .
bersambung.......
Tokoh :
Parto Kawito (http://lifestyle.kontan.co.id/news/main-saham-bak-memotret-1)
No comments:
Post a Comment