“Membangun sebuah usaha tidaklah semudah membalikkan tangan. Perlu tekad dan kemauan yang keras. Halangan dan rintangan pastilah ada, namun jadikan itu semua sebagai pemicu untuk menjadi suskes.” Kutipan tersebut merupakan sebagian dari isi dialog antara pengusaha angkringan se-yogya dengan Pak Mul, pengusaha angkringan yang sukses dengan merk dagang warung “Hick Gaul” di kabupaten Karanganyar yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) Yogyakarta.
Kegiatan study banding pengusaha angkringan yang juga diikuti Youth Enterpreneur Society (YES), forum mahasiswa wirausaha-mengambil lokasi di Karanganyar. Mahasiswa dan para pengusaha angkringan itu mendengarkan kiat-kiat sukses menjadi pengusaha angkringan oleh Pak Mul. Dalam ceritanya Pak Mul berbagi kisah bagaimana dulu mengawali usaha angkringannya ini. Dimulai dari berdagang secara pindah-indah dan harus mendorong gerobak sejauh 2 km. Hingga harus menutup warungnya ketika hujan datang karena kondisi tenda gerobak yang bocor. Namun, itu semua tak membuat pak Mul patah arang, justru itu membuatnya bisa semakin bertahan dalam mencari nafkah untuk anak istri.
Ketika roda kehidupan berputar, nasib mempertemukan Pak Mul dengan Ibu Dewi Setyowati, Pimpinan Bank Indonesia Wilayah Yogyakarta. Melihat ketekunan dan semangat berwirausaha dari pak Mul, Ibu dewi meyakinkan beliau untuk mengambil kredit di Bank guna mengembangkan usahanya. Dan terbukti, dengan kredit awal Rp 400 juta, saat ini pak Mul mampu membangun usahanya. Rumah, mobil dan warung angkringan yang cukup luas pun akhirnya terbeli. Tak tanggung-tanggung pelanggan warung angkringan Pak mul ini adalah rakyat biasa hingga pejabat.
Ditemui secara terpisah, Yogi, Mahasiswa UII Yogyakarta yang juga anggota YES ini mengaku kagum dengan semangat dan kerja keras dari pak Mul. Dari usaha angringannya ini beliau mampu menyekolahkan anaknya hingga S-2. “Semoga saya bisa ketularan sukses seperti beliau”, tuturnya kepada swaka.
Dalam acara dialog ini, pak mul berbagi resep dan kiat-kiat untuk sukses menjadi pengusaha angkringan. Yang pertama adalah buat usaha kita beda dengan yang lain. Walaupun usaha angkringan, tapi buat yang beda dengan yang lain. Contohnya, menggunakan merk teh yang berbeda dari yang lain. Ini akan membuat kekhasaan dari angkringan kita. Yang kedua adalah dalam melayani pelanggan, usahakan jangan terlalu serius, tambahi dengan guyonan-guyonan agar para pelanggan betah dan nyaman makan di warung angkringan kita.
Dalam kaitannya dengan semangat enterpreneurship dikalangan mahasiswa, apa yang dilakukan oleh pak mul ini merupakan contoh nyata bagaimana membangun usaha dari nol. Sebagai mahasisw a tentu kita tidak selamanya mengidam-idamkan pekerjaan yang nyaman dan bergaji besar, karena semua itu terbatas. Arief, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta turut mengamini apa yang dilihatnya dari Pak Mu l”Kalau ingin kaya ya jadi pedagang mas. Saya ingin sukses jadi pengusaha seperti Pak Mul” ungkapnya kepada swaka.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, merupakan lahan yang sangat petensial untuk berwirausaha. Sebagai mahasiswa tentunya tidak selamanya kita bisa mengidam-idamkan pekerjaan sebagai PNS dan sebagainya. Sebuah negara akan maju jika masyarakatnya banyak yang berwirausaha, seperti negara China. Sebagai generasi muda, tak mudah memikul tanggung jawab sebagai penerus pembangunan bangsa. Tapi ada hal kecil yang mampu kita lakukan dari lingkungan sekitar kita untuk membangun bangsa ini menjadi besar, salah satunya berwirausaha.
(Sumber : KR Jogja, 2 Agustus 2011)
No comments:
Post a Comment